
<strong>Mengenal Dewan Arsitek Indonesia (DAI) dan Perannya dalam Profesi Arsitek</strong>
- On 13/03/2025
Mengenal Dewan Arsitek Indonesia (DAI) dan Perannya dalam Profesi Arsitek
Profesi Arsitek memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan peradaban suatu bangsa. Di Indonesia, pembinaan profesi ini diatur secara khusus melalui pembentukan Dewan Arsitek Indonesia (DAI), sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34 Undang-undang No 6 Tahun 2017. DAI dibentuk oleh organisasi profesi Arsitek yang dalam hal ini adalah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan dikukuhkan oleh Menteri PUPR pada 3 Desember 2020 untuk membantu Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan keprofesian Arsitek.
DAI berkomitmen untuk mengawal dan mengembangkan profesi Arsitek agar memiliki daya saing global dan menjawab tantangan perubahan zaman. Dengan visi “Mewujudkan profesi Arsitek yang menjunjung tinggi etika dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dan lingkungan,” DAI memastikan bahwa Arsitek Indonesia layak praktik, andal, serta mampu bersaing secara internasional.
Struktur dan Tugas Dewan Arsitek Indonesia
Keanggotaan DAI terdiri dari sembilan orang yang dipilih dari tiga unsur utama, yakni anggota Organisasi Profesi, pengguna jasa Arsitek, dan Perguruan Tinggi. Komposisi ini dirancang untuk menciptakan pandangan yang menyeluruh dalam setiap keputusan yang diambil. Meski bukan bagian dari pemerintah, DAI dikukuhkan langsung oleh Menteri dan memiliki mandat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Salah satu tugas utama DAI adalah mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). STRA menjadi surat resmi yang menunjukkan bahwa seorang profesional telah memenuhi standar kompetensi dan etika yang ditetapkan. Tanpa STRA, seseorang tidak berhak menyandang gelar Arsitek atau menjalankan praktik di bidang Arsitektur.
Proses penerbitan STRA sendiri tidak sembarangan. Sebelum memperoleh STRA, calon Arsitek harus melalui tahapan uji kompetensi yang dirancang untuk memastikan bahwa hanya individu yang memenuhi standar keahlian dan pengetahuan dalam bidang arsitektur-lah yang diizinkan untuk berpraktik. Dengan adanya proses ini, DAI memastikan bahwa hanya Arsitek yang benar-benar kompeten yang akan memperoleh STRA, sehingga dapat menjaga kualitas dan kredibilitas profesi Arsitek di Indonesia. Proses ini sekaligus bertujuan untuk melindungi masyarakat dari praktik yang tidak bertanggung-jawab, dengan menilai kemampuan calon Arsitek dalam berbagai aspek, mulai dari desain, perencanaan, syarat-syarat teknis dan peraturan pembangunanan, hingga implementasi bangunan.
Selain itu, DAI juga bertanggung jawab mengawasi individu atau pihak yang secara ilegal berpraktik sebagai Arsitek tanpa memenuhi syarat yang berlaku. Dalam menjalankan tugas ini, DAI dapat memberikan sanksi yang tegas untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap profesi ini.
Kontribusi DAI bagi Kemajuan Arsitektur Indonesia
Melalui perannya, DAI tak hanya sekadar memberikan legalitas bagi calon Arsitek yang ingin berpraktik, tetapi juga mendorong Arsitek Indonesia agar mampu menciptakan karya yang berkualitas dan berdaya saing global.
Dalam jangka panjang, keberadaan DAI diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kemajuan infrastruktur di Indonesia dan turut andil dalam menciptakan identitas budaya dan kemandirian bangsa di bidang arsitektur.
Profesi Arsitek memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan peradaban suatu bangsa. Di Indonesia, pembinaan profesi ini diatur secara khusus melalui pembentukan Dewan Arsitek Indonesia (DAI), sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34 Undang-undang No 6 Tahun 2017. DAI dibentuk oleh organisasi profesi Arsitek yang dalam hal ini adalah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan dikukuhkan oleh Menteri PUPR pada 3 Desember 2020 untuk membantu Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan keprofesian Arsitek.
DAI berkomitmen untuk mengawal dan mengembangkan profesi Arsitek agar memiliki daya saing global dan menjawab tantangan perubahan zaman. Dengan visi “Mewujudkan profesi Arsitek yang menjunjung tinggi etika dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dan lingkungan,” DAI memastikan bahwa Arsitek Indonesia layak praktik, andal, serta mampu bersaing secara internasional.
Struktur dan Tugas Dewan Arsitek Indonesia
Keanggotaan DAI terdiri dari sembilan orang yang dipilih dari tiga unsur utama, yakni anggota Organisasi Profesi, pengguna jasa Arsitek, dan Perguruan Tinggi. Komposisi ini dirancang untuk menciptakan pandangan yang menyeluruh dalam setiap keputusan yang diambil. Meski bukan bagian dari pemerintah, DAI dikukuhkan langsung oleh Menteri dan memiliki mandat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Salah satu tugas utama DAI adalah mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). STRA menjadi surat resmi yang menunjukkan bahwa seorang profesional telah memenuhi standar kompetensi dan etika yang ditetapkan. Tanpa STRA, seseorang tidak berhak menyandang gelar Arsitek atau menjalankan praktik di bidang Arsitektur.
Proses penerbitan STRA sendiri tidak sembarangan. Sebelum memperoleh STRA, calon Arsitek harus melalui tahapan uji kompetensi yang dirancang untuk memastikan bahwa hanya individu yang memenuhi standar keahlian dan pengetahuan dalam bidang arsitektur-lah yang diizinkan untuk berpraktik. Dengan adanya proses ini, DAI memastikan bahwa hanya Arsitek yang benar-benar kompeten yang akan memperoleh STRA, sehingga dapat menjaga kualitas dan kredibilitas profesi Arsitek di Indonesia. Proses ini sekaligus bertujuan untuk melindungi masyarakat dari praktik yang tidak bertanggung-jawab, dengan menilai kemampuan calon Arsitek dalam berbagai aspek, mulai dari desain, perencanaan, syarat-syarat teknis dan peraturan pembangunanan, hingga implementasi bangunan.
Selain itu, DAI juga bertanggung jawab mengawasi individu atau pihak yang secara ilegal berpraktik sebagai Arsitek tanpa memenuhi syarat yang berlaku. Dalam menjalankan tugas ini, DAI dapat memberikan sanksi yang tegas untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap profesi ini.
Kontribusi DAI bagi Kemajuan Arsitektur Indonesia
Melalui perannya, DAI tak hanya sekadar memberikan legalitas bagi calon Arsitek yang ingin berpraktik, tetapi juga mendorong Arsitek Indonesia agar mampu menciptakan karya yang berkualitas dan berdaya saing global.
Dalam jangka panjang, keberadaan DAI diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kemajuan infrastruktur di Indonesia dan turut andil dalam menciptakan identitas budaya dan kemandirian bangsa di bidang arsitektur.
Profesi Arsitek memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan peradaban suatu bangsa. Di Indonesia, pembinaan profesi ini diatur secara khusus melalui pembentukan Dewan Arsitek Indonesia (DAI), sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34 Undang-undang No 6 Tahun 2017. DAI dibentuk oleh organisasi profesi Arsitek yang dalam hal ini adalah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan dikukuhkan oleh Menteri PUPR pada 3 Desember 2020 untuk membantu Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan keprofesian Arsitek.
DAI berkomitmen untuk mengawal dan mengembangkan profesi Arsitek agar memiliki daya saing global dan menjawab tantangan perubahan zaman. Dengan visi “Mewujudkan profesi Arsitek yang menjunjung tinggi etika dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dan lingkungan,” DAI memastikan bahwa Arsitek Indonesia layak praktik, andal, serta mampu bersaing secara internasional.
Struktur dan Tugas Dewan Arsitek Indonesia
Keanggotaan DAI terdiri dari sembilan orang yang dipilih dari tiga unsur utama, yakni anggota Organisasi Profesi, pengguna jasa Arsitek, dan Perguruan Tinggi. Komposisi ini dirancang untuk menciptakan pandangan yang menyeluruh dalam setiap keputusan yang diambil. Meski bukan bagian dari pemerintah, DAI dikukuhkan langsung oleh Menteri dan memiliki mandat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Salah satu tugas utama DAI adalah mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). STRA menjadi surat resmi yang menunjukkan bahwa seorang profesional telah memenuhi standar kompetensi dan etika yang ditetapkan. Tanpa STRA, seseorang tidak berhak menyandang gelar Arsitek atau menjalankan praktik di bidang Arsitektur.
Proses penerbitan STRA sendiri tidak sembarangan. Sebelum memperoleh STRA, calon Arsitek harus melalui tahapan uji kompetensi yang dirancang untuk memastikan bahwa hanya individu yang memenuhi standar keahlian dan pengetahuan dalam bidang arsitektur-lah yang diizinkan untuk berpraktik. Dengan adanya proses ini, DAI memastikan bahwa hanya Arsitek yang benar-benar kompeten yang akan memperoleh STRA, sehingga dapat menjaga kualitas dan kredibilitas profesi Arsitek di Indonesia. Proses ini sekaligus bertujuan untuk melindungi masyarakat dari praktik yang tidak bertanggung-jawab, dengan menilai kemampuan calon Arsitek dalam berbagai aspek, mulai dari desain, perencanaan, syarat-syarat teknis dan peraturan pembangunanan, hingga implementasi bangunan.
Selain itu, DAI juga bertanggung jawab mengawasi individu atau pihak yang secara ilegal berpraktik sebagai Arsitek tanpa memenuhi syarat yang berlaku. Dalam menjalankan tugas ini, DAI dapat memberikan sanksi yang tegas untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap profesi ini.
Kontribusi DAI bagi Kemajuan Arsitektur Indonesia
Melalui perannya, DAI tak hanya sekadar memberikan legalitas bagi calon Arsitek yang ingin berpraktik, tetapi juga mendorong Arsitek Indonesia agar mampu menciptakan karya yang berkualitas dan berdaya saing global.
Dalam jangka panjang, keberadaan DAI diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kemajuan infrastruktur di Indonesia dan turut andil dalam menciptakan identitas budaya dan kemandirian bangsa di bidang arsitektur.
0 comments on Mengenal Dewan Arsitek Indonesia (DAI) dan Perannya dalam Profesi Arsitek